Mengertilah letih

tidak sekarang waktumu tertatih

mungkin esok, atau ribuan kali banyaknya kau akan kubuat perih..

Saling berebut keakuan
saling menakar kelebihan
saling berebut kangen
saling berebut rindu

belantara yang pernah kita jamah
belantara yang pernah menyatukan kita
dalam suka dalam duka
hingga..

takkan kutepis, kutub memisahkan
takkan ku hela perbedaan

adalah suatu kenyataan..
namun pusaran rindu sanggup
luluhkan keegoisan
lantakkan gemuruh dalam diam

kini kita bersatu kembali
dalam kebhinekaan
rrhua wineda
kini engkau mematut-matut diri
dalam keaslianmu

di dirimu kutemukan cahaya
yang telah menyibak kegelapanku
yang sanggup menguak diamku
dirimu adalah kalian yang
telah berubah meski bagiku
engkau seperti dulu

Rindu hanya akan membuahkan kesedihan
bila hatimu tak mampu membendungnya
bila malam tak mampu melukiskan, di tengah langit yang kosong
bila kunang-kunang gemerlap, tak mengerti tutur bahasamu yang pilu
tertunduklah dengan doa..
dan ucapkan sebait demi sebait namanya
teguhkan dihatimu yang paling dalam
dan rindu pun bertemu dalam mimpi yang indah..

sayapku patah, katamu, sepeti mengulang kata-kata itu serupa
gibran? tapi sepertinya aku bukan gibran dan kau bukan ziadeh yang saling merindu, hingga waktu memisahkan, dengan pedangnya yang tajam
jika sayapmu patah, pastilah kau burung yang terbang tak henti, atau
karena pemburu memanahmu hingga luka..

mungkin kita sudah menganggap diri suci, hingga bergunjing kesalahan orang lain setiap hari. mungkin kita lupa mengaca dan menilisik daki di badan sendiri. karena kita sungguh menganggap diri sangat suci, dan gemar bergunjing setiap kali..

Ah perempuanku, tak tahu aku, bagaimana kau mengisiku,

di bumi jiwamu, di dekap rengkuhnya tanganmu.

aku kira, bila telah singgah di negeri senja
aku takkan ingin terpesona 
sebab semula
ku kira, jingga itu hanya aba-aba langit,sebelum
tangan-tangan mengulum merangkum..

Inilah takdirku dan perjalananku, dan kerinduanku

dan ketika rindu menimpa, padamu segala terbenam..

kata-kata rayu 
lagu-lagu rindu
satu persatu layu
lalu..
remuk dihancurkan sang waktu..

di saat berhenti sejenak 
di persimpangan
berharap masih ada setitik cahaya
secercah harapan, segenggam asa
mungkin saja ada yang bisa
membuat hati yang keras ini untuk tidak berpaling
mungkin saja ada satu logika sederhana
yang bisa menjelaskan kenapa aku harus tetap ada disini..

"..dan begitulah cinta menyihir jiwa, merasuk tanpa kendali.."

Tiba-tiba sekerlip cahaya tertangkap oleh mataku

sebuah bintang mengerlip lemah, seperti telah bersusah payah menyingkirkan awan hitam untuk bertemu denganku.

aku tersenyum padanya

entah kenapa..

tiba-tiba aku mengantuk sekali..

"percayalah, aku ada dinadimu seperti kamu ada di darahku"

Jangan resah cinta 

karena kutahu semua tak ada yang melipat asa terbalik

kalau saja ada kebencian yang sangat

percaya api akan membakar dan  terus terbakar 

dan akan terus mencari untuk membungkamnya

kata..hanya suara
kata..hanya ucapan
kata..hanya cerita
kata hanya ada kau dan aku serta mereka
kata...tidak lagi bisa kumengerti..

Ku tahu hanya angin yang bisa ku ajak bicara

burung-burung sudah enggan untuk mampir walau hanya untuk bersiul

entah kenapa selalu terhalang oleh tirai tipis itu

meski tipis, tapi tak ada keberanian untuk menembusnya..

Jiwa tak pernah lelah untuk menunggu 
satu belaian hati yang terhempas tak sempat singgah
hanya datang sekali berhasrat tak kembali
tapi tahukah kau?
harap itu takkan pernah usai.

Apa yang telah kuisi dalam tiap detik, menit dan jam yang telah kulalui?
segala harapan, cinta dan impian yang selalu di awangkan..
menitik perih, menuai tangis, sesak dan bahagia dalam satu putarannya..

Singkirkan kabut wahai angin..!
aku ingin melihatnya..
dia..
dia bintang terindah
sampai sat ini masih menyimpan cerita..

Aku ingin menjadi keheningan untukmu

jauh jarak itu penuh nestapa seakan kau telah mati

lalu hanya ada satu kata, satu senyuman, cukup sudah

dan aku bahagia, bahagia karena segalanya palsu..

Aku malam hampa tanpa impian
begitu dingin hingga mata tak mampu untuk terpejam
tolonglah aku
berikan sedikit cahayamu tuk terangi langkahku..

"malam berkeping-keping
dan bintang-bintang biru menggigil di kejauhan"

Cinta..
selalu cinta yang membuat setiap ruang hati yang berkabut menjadi tersapu
membuat bdai redam, membuat angin ribut menjadi tenang dan sepoi menemani 
dan hijau daun menari..

Kau tahu, aku selalu 

mencintai yang tak tersentuh 

yang bisa membuat jantungku berdetak

tanpa tanganku menyentuh sesuatu

itu menyiksa, mungkin

tapi aku senang siksaan ini

yang bisa membuatku bisa menulis

seperti asap rokok yang tak tergenggam

tapi mampu melemahkan jantungku..

aku ingin merenggutmu dari masa lalu
dengan senyum gemintang, goda sepiku
coba katakan pada lengkung langit wajah siapa tertatah 
mungkin kerinduan atau kepak burung yang terbang ke utara
mulailah menari
dengan gaun warna warni
paras binar
mata menikam
ke dalam  dadaku..

Mencintaimu Adalah Mencintai Air Tak Henti Mengalir

di mana kau sampai. Sepi juga kiranya mendkapmu malam ini

kemana kau akan sampai

mimpi juga yang melambungkan angan

sepanjang titian

ada harap yang kan pudar

kan pudar

"biarkan mengali seperti air''katamu

ya, mencintaimu adalah mencintai air tak henti mengalir

dimana kau kan sampai

di muara laut keabadian?

ah, tapi kau rindukan juga matahari.

seperti ku seka malam dari pipimu, mungkin dicatat, tapi sebuah ingatan, tentang bola mata, melari
apa yang mencair dari percakapan, seperti alir, terasa airmata, demikian  hangat dan asin 
ah, apalagi yang ku ucap, agar kau tetap bahagia..

sudah larut malam, di lambung waktu, ruang yang penuh dengan sepi, angan diri sendiri

sajak sajak mengajarkan bunyi, sesuatu yang rapi, dan puisi hadir dengan sunyi, teramat sunyi

kabarkan segala, keinginan yang kabur, serupa butiran hujan, yang mengembun di kaca jendela

karena mimpi adalah sayap burung, yang mengepak lepas, di langit malam..

maka, pada malam aku tersesat di antara meja-meja dan berlaksa-laksa kata yang kita muntahkan diatasnya, aku ingat kamu,

merindu

aku..